Sabtu, 26 Januari 2019

Audit Teknologi Sistem Informasi


Studi Kasus: Peneliti Berhasil 'Bobol' Sistem Autentikasi Pembuluh Darah

 
Jakarta, CNN Indonesia -- Autentikasi biometrik pembuluh darah atau vena berhasil dibobol oleh dua peneliti yakni Jan Krissler dan Julain Albrecht. Kedua peneliti ini membobol autentikasi vena dengan membuat tangan palsu dan didemonstrasikan dalam Chaos Communication Congress di Jerman.
Dilansir dari The Verge, Krissler dan Albrecht berhasil melewati pemindai vena yang diciptakan oleh Hitachi dan Fujitsu. Padahal kedua perusahaan mengklaim sebagai penguasa dari 95 persen pangsa pasar autentikasi vena yang dianggap lebih aman dari metode keamanan biometrik lain seperti wajah atau sidik jari.
Kedua peneliti berhasil membobol pemindai vena dengan menyalin tata letak vena seseorang dari foto yang diambil kamera SLR. Konstruksi tangan buatan ini hanya memakan waktu lima menit dan satu foto.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Fujitsu mengatakan mengabaikan implikasi dari peretasan tersebut. Pasalnya dalam demonstrasi, peretasan berhasil dengan cara meletakkan pemindai di bawah meja agar tidak terganggu cahaya.
Oleh karena itu, juru bicara Fujitsu mengatakan peretasan itu hanya bisa dilakukan di ruangan laboratorium bukan di dunia nyata.
Dilansir dari Forbes, autentikasi vena saat ini memang belum menjadi garis utama dalam sistem keamanan di ponsel pintar. Kendati demikian autentikasi ini digunakan untuk sistem keamanan akses ke gedung-gedung penting, seperti markas utama intelijen Jerman.
Autentikasi vena memang dianggap lebih aman daripada metode keamanan biometrik lainnya. Autentikasi vena memindai pola vena (lokasi, bentuk, dan ukuran) di bawah kulit telapak tangan pengguna.
Autentikasi vena juga lebih terjamin karena vena tersembunyi di balik permukaan kulit yang tentunya lebih sulit dipindai daripada sidik jari.
Peretasan ini bukan pertama kalinya dilakukan oleh Krissler. Sebelumnya, pada 2013, Krissler berhasil menembus Touch ID milik Apple dalam waktu 24 jam setelah diluncurkan di Jerman.
Pada 2014, ia berhasil membuat model sidik jari Menteri Pertahanan Jerman. Ia juga menunjukkan kerentanan dalam teknologi pemindai iris mata.

Analisa Kasus:
1.      Kedua peneliti ini membobol autentikasi vena dengan membuat tangan palsu dan didemonstrasikan dalam Chaos Communication Congress di Jerman yakni Jan Krissler dan Julain Albrecht.
2.      Krissler dan Albrecht berhasil melewati pemindai vena yang diciptakan oleh Hitachi dan Fujitsu
3.      Konstruksi tangan buatan ini hanya memakan waktu lima menit. Kemudian, untuk menyalin tata letak vena dengan tepat dibutuhkan waktu 30 hari dan lebih dari 2.500 uji foto.
4.      Autentikasi vena memang dianggap lebih aman daripada metode keamanan biometrik lainnya. Autentikasi vena memindai pola vena (lokasi, bentuk, dan ukuran) di bawah kulit telapak tangan pengguna.
5.      Pada 2014, ia berhasil membuat model sidik jari Menteri Pertahanan Jerman. Ia juga menunjukkan kerentanan dalam teknologi pemindai iris mata
Selanjutnya, kelemahannya yaitu:
Sayangnya hanyalah Jan Krissler dan Julain Albrecht yang bisa mengerhajakan sistem Autentikasi Pembuluh Darah, belum ada orang yang bisa hingga saat ini

Saran
1.      Dapat mempermudah mengetahui sample darah
2.      Dapat meningkatkan keamanan yang sangat rumit, dan sample darah tersebut tidak tercuri